gambardan nama keris luk 9 . Habis. Pusaka Keris Panimbal Luk 9 Pamor Ceprit Tangguh Majapahit Kuno. Rp (Hubungi CS) TERMAHAR. Habis. Keris Panimbal Pamor Akhodiyat Meteor Tangguh Pajang Sepuh Kuno. Rp (Hubungi CS) TERMAHAR. Habis. Keris Sempana Luk 9 Pamor Jala Tunda Sepuh Kuno. Rp 1.750.000 . Pamor/ Lambang / Filosofi : Udan Mas. Tangguh / Era Pembuatan / Estimasi : Tuban (Ting Sring). Model Bilah Pusaka : Lurus. Panjang Bilah-Gonjo Keris : - CM. Panjang Seluruh Keris : - CM. Asal Usul Pusaka : Dari Sang Mpu Wesi Aji Sakti. Warangka : Gayaman Solo Kayu Stigi. Mendak : Kuningansari. Garansi : Pusaka Dijamin Original. KerisLurus Tilam - Jakarta Pusat. Musi Rawas Barang Antik. keris lurus tilam ⭕ Dhapur: tilam. Pamor: singkir. Tangguh: est.mojopahit awal. Nomor telepon 08123188233 Musi Rawas, South Sumatra. Vas Bunga Jdul Bahan Kuningan Tebel Ukir Motif Wayang - Bantul Kab. Barang Antik cash. Saat diskusi dengan sedulur Panji Beber di Bontang, pernah ada yang menanyakan ke penulis “Bagus mana keris lurus dengan keris luk?” Kala itu jawaban penulis normative saja yaitu “Bagusnya keris sebenarnya bukan dilihat lurus atau luk, tapi keindahan Ada pula seorang penggemar keris muda yang menanyakan, “Mahal mana keris lurus atau keris luk?” Saya jawab pula “Lebih mahal yang garapannya bagus dan ornamennya komplit” Bro Gede Herman, adalah teman kuliah penulis di Magister Management Universitas Udayana Bali, saking seringnya duduk ngopi bareng sehingga sudah seperti layaknya saudara sendiri. Selama ngobrol baik berdua maupun bersama keluarga, sama sekali tidak pernah bertanya tentang keris kepada penulis. Kecuali saat Serah Terima buku Keris Bali Kontemporer kepada bli Kadek Hendra Lesmana di Kedai Kemah Denpasar, itupun banyak mengulas isi buku perihal filosofi Bali. Di media social Facebook, Bro Gede Herman menanyakan “Apakah ada aturan tentang luk, mengapa rata-rata keris memiliki luk, secara isoteri bagus mana lurus atau luk?” Wah pertanyaan yang luar biasa bagus. Untuk menjawab pertanyaan diatas, maka perlu di babar satu per satu agar dapat memberikan penjelasan yang maksimal. Secara garis besar, wujud fisik keris dapat dibagi atas dua golongan bentuk, yaitu bentuk keris lurus dhapur leres dan bentuk keris luk dhapur luk. Kata luk berasal dari Bahasa Jawa yang artinya adalah keluk atau kelok atau lekuk dan sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Dalam dunia perkerisan baik Nusantara maupun mancanegara sudah sama-sama memahami pengertian luk, sehingga dalam sebutan berikutnya kita konsisten menggunakan istilah luk Ada pula pertanyaan dari Dimas Mada, yaitu keris yang pertama kali dibuat oleh mpu. Dari buku Pretelan Dhapur Dhuwung saha Waos karangan Ranggawarsita yang telah dikoreksi oleh Jayasukadga yang hidup pada zaman Pemerintahan Paku Buwono X, disampaikan bahwa Keris pertama kali dibuat oleh Mpu Ramadi atas titah Sri Paduka Mahadewa Buda adalah dhapur Lar Ngatap, Pasopati dan Cundrik, dimana ketiga keris tersebut jenisnya lurus. Pendapat tersebut didukung oleh KGPH. Hadiwidjojo, yang merupakan tokoh pencetus kerisologi, budayawan sekaligus merupakan putra Raja Pakubuwono X yang juga memprakarsai berdirinya Paguyuban Boworoso Tosan Aji di Solo pada tahun 1959. Kanjeng Hadiwidjojo menyatakan bahwa keris lurus lebih dahulu dibuat karena ibarat kepribadian yang masih murni, belum ada niat untuk ambisi yang bermacam-macam Arief Syaifuddin Huda dalam buku Sejarah Keris, Menyusun rekonstruksi urutan evoluasi keris sebagai berikut Pertama adalah Kapak Batu sebagai awal prototype peralatan benda tajam buatan manusia yang selanjutnya diikuti bentuk Kapak Besi Awal. Selanjutnya bentuk kapak semakin memanjang karena berfungsi sebagai pisau, lalu muncul bentuk belati sederhana dengan menggunakan, pesi yang kemudian berkembang dengan tambahan munculnya ganja dan methuk, wujudnya masih berdiri tegak atau lurus. Periode selanjutnya muncul Bethok Kabudan dengan berbagai varian, lalu di era Singosari berubah menjadi lebih langsing. Dari uraian diatas, maka dapat disimpukan bahwa cikal bakal keris adalah keris lurus leres, pisau Kadga yang dipergunakan untuk persembahan juga bentuknya masih lurus, seperti yang tampak dalam patung-patung kuno. Penggalian makna simbolis dan filosofis oleh nenek moyang kita, mendefinisikan keris lurus sebagai upaya manusia untuk berkiblat kepada Tuhan Sang Maha Pencipta. Beberapa ahli kajian pusaka mengatakan bahwa keris lurus ibarat Sarpa Tapa ular yang sedang bertapa Lalu ada inovasi dengan munculnya dhapur Cengkrong yang kemudian diikuti dengan bentuk keris luk sederhana Luk Kabudan. Selanjutnya penciptaan dhapur-dhapur luk baik oleh mpu maupun oleh pemesan keris tersebut diserta pula dengan penggalian makna simbolis dan filosofisnya, yang mendefinisikan keris luk sebagai upaya manusia yang masih harus merampungkan urusan duniawinya. Kajian para ahli pusaka mengatakan bahwa keris luk ibarat sarpa lumaku atau ular sedang berjalan untuk luk sedikit dan sarpa nglangi atau ular yang sedang berenang untuk luk banyak. Nenek moyang bangsa Nusantara sudah mengenal Ilmu Tipologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang pengelompokkan berdasarkan tipe atau jenis obyek tertentu. Bilah keris dikelompokkan berdasarkan ricikan tertentu kemudian diberi nama dan disepakati oleh semua pihak, nama-nama hasil pengelompokan wujud bilah keris tersebut itulah yang disebut dhapur. Menurut pengalaman Kanjeng Haryono Haryoguritno yang telah mengidentifikasi dhapur-dhapur keris khususnya Jawa telah di peroleh sekitar 207 nama dhapur keris. Gaya dan irama pada keris luk, apabila diperhatikan lebih seksama akan terlihat wujud yang berbeda. Dalam Kaweruh Padhuwungan, jenis luk dibedakan sebagai berikut Luk hemet-hemet, yaitu luk yang sangat landai hampir tidak nampak luk nya dan sepintas seperti keris lurus pada umumnya, akan tetapi tidak lurus sempurna. Luk kemba, yaitu luk yang landai tetapi lebih jelas dibandingkan luk hemet-hemet, lebih terlihat luk nya meskipun belum terkesan tegas. Ibaratnya sebagai sarpa lumaku ular sedang melata. Luk keker, yaitu luk yang terlihat iramanya lebih tegas daripada luk kemba. Ibaratnya seperti sarpa ngelangi ular sedang berenang Luk rengkol, yaitu luk yang lekuk-lekuknya sangat tegas dan penuh dengan kekuatan yang sangat dinamis. Ibaratnya seperti sarpa nyander ular bersiap menyerang Adapun ular yang dimaksud diatas adalah sosok naga yang di Nusantara memiliki konotasi atas kekuatan magis sehingga menjadi inspirasi yang dihubungkan dengan spiritualitas. Wujud naga sudah ada pada bangunan-bangunan kuno seperti di Komplek Percandian Dieng di Jawa Tengah, panji-panji kerajaan, di pintu masuk bangunan suci tempat bersembahyang dan hingga di gandar gong dalam seperangkat gamelan. Naga dalam alam pikir Nusantara dipercaya memiliki makna simbolis dan filosofis untuk menunjukkan sebagai pelindung dari marabahaya Bersambung Ditulis oleh Begawan Ciptaning Mintaraga, Bidang Edukasi Senapati Nusantara Anggota Dewan Pembina Panji Beber Kota Bontang Keris lurus dan Keris - Ada banyak sekali nama Dhapur Keris yang ada dalam pakem perkerisan, dari Dhapur Keris lurus sampai yang berlekuk luk, mulai dari Keris luk 3 sampai Keris Kolowijan luk 29 yang jika di total keseluruhannya bisa mencapai ribuan Dhapur. Nama-nama Dhapur Keris yang benar sesuai yang tercantum dalam arsip Kraton dalam buku yang bernama Serat Centini Bab II yang ditulis oleh salah seorang pujangga yang bernama Ronggowarsito pada tahun 1675 menyebutkan bahwa Keris yang ada di Nusantara ini sangat banyak jumlah dan jenisnya, masing-masing memiliki nama yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, bahkan kadang penamaannya di satu daerah dengan daerah lain bisa berbeda untuk satu jenis Dhapur Keris yang juga Nama-nama pamor Keris lengkap dengan gambar dan penjelasan tentang tuahnya Nama-nama Keris tersebut memiliki beberapa tingkatan antara lain Keris yang dibuat pada masa sebelum abad ke-10 yang diberi gelar Sang, Keris yang dipakai sebagai pusaka Kraton diberi gelar Kanjeng Kyai, Keris yang dipakai oleh masyarakat umum diberi gelar Kyai dan Keris yang dibuat oleh seorang Empu dan bukan dari idenya sendiri tapi dari ide Empu sebelumnya diberi gelar Dhapur. Jenis Keris juga bermacam-macam, ada yang lurus dan ada yang berlekuk luk. Untuk yang Luk Istilah keris berlekuk mulai dari luk 3 sampai luk 29. Untuk bisa mengetahui berbagai nama Dhapur Keris kita harus mengetahui dahulu ricikan-ricikan atau ornamen yang terdapat pada sebilah Keris, karena semua jenis Keris pasti memiliki ricikan sebagai dasar untuk menentukan nama Dhapurnya. Berikut ini beberapa contoh nama Dhapur Keris beserta ricikannya • Dhapur Tilam Upih Adalah salah satu Keris lurus dengan ricikan antara lain gandhik polos, pijetan dan tikel alis. • Dhapur Pudhak Jangkung Adalah Keris luk tiga dengan ricikan antara lain kembang kacang, jenggot, jalen, lambe gajah satu, sogokan rangkap, tikel alis, sraweyan, greneng dan pudhak sategal. • Dhapur Pandhowo Cinarito Adalah Keris luk 5 dengan ricikan antara lain kembang kacang, jalen, lambe gajah dua, sogokan rangkap, tikel alis, sraweyan dan greneng. • Dhapur Carubuk Adalah Keris luk 7 dengan ricikan antara lain kembang kacang, jalen, lambe gajah, pejetan, sraweyan dan greneng. • Dhapur Sempono Adalah Keris luk 9 dengan ricikan antara lain kembang kacang, jalen, lambe gajah dan pejetan. • Dhapur Sabuk Inten dalah Keris luk 11 dengan ricikan antara lain kembang kacang, jalen, lambe gajah satu, sogokan rangkap, tikel alis, sraweyan dan greneng. • Dhapur Sengkelat Adalah Keris luk 13 dengan ricikan antara lain kembang kacang, jalen, lambe gajah satu, sogokan rangkap, tikel alis, sraweyan dan greneng. Contoh Dhapur-Dhapur Keris diatas memberikan tanda bahwa detail ricikan dari sebilah Keris itu berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Dhapur untuk Keris lurus ada sekitar 440 buah, dan untuk Dhapur Keris luk bisa ribuan jenisnya mulai dari Keris luk 3, luk 5, luk 7, luk 9, luk 11, luk 13, luk 15, luk 17, luk 19, luk 21, luk 23, luk 25, luk 27, dan luk 29. Jadi dalam menentukan nama dari sebilah Keris kita harus sangat hati-hati, tidak perlu bingung atau tergesa-gesa karena nama-nama Dhapur Keris sudah banyak ditulis pada buku-buku Keris atau artikel-artikel tentang Keris. Dengan mengetahui nama Dhapur sebilah Keris, kita dapat memprediksi apa sebetulnya maksud dan tujuan Keris tersebut dipesan atau dibuat. Dari sekian banyak dhapur Keris yang ada, kemudian bisa dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu Keris lurus dan Keris luk berlekuk. Dhapur Keris lurus antara lain - Betok - Brojol - Tilam Upih atau Tilam Petak - Jalak - Panji Nom - Jaka Upa atau Jaga Upa - Semar Betak - Regol - Karna Tinanding - Kebo Teki - Kebo Lajer - Jalak Nguwuh atau Jalak Ruwuh - Sempaner atau Sempana Bener - Jamang Murub - Tumenggung - Patrem - Sinom Worawari - Condong Campur - Kalamisani - Pasopati - Jalak Dinding - Jalak Sumelang Gandring - Jalak Ngucup Madu - Jalak Sangu Tumpeng - Jalak Ngore - Mundarang atau Mendarang - Yuyurumpung - Mesem - Semar Tinandu - Ron Teki atau Roning Teki - Dungkul - Kelap Lintah - Sujen Ampel - Lar Ngatap atau Lar Ngantap - Mayat atau Mayat Miring - Kanda Basuki - Putut dan Putut Kembar - Mangkurat - Sinom - Kala Muyeng atau Kala Munyeng - Pinarak - Tilam Sari - Jalak Tilam Sari - Wora-wari - Marak - Damar Murub atau Urubing Dilah - Jaka Lola - Sepang - Cundrik - Cengkrong - Naga Pasa atau Naga Tapa - Jalak Ngoceh - Kala Nadah - Balebang - Pudak Sategal - Kala Dite - Pandan Sarawa - Jalak Barong atau Jalak Makara - Bango Dolog Leres - Singa Barong Leres - Kikik - Mahesa Kantong - Maraseba. Dhapur Keris luk 3 antara lain - Jangkung Pacar - Jangkung Mangkurat - Mahesa Nempuh - Mahesa Soka - Segara Winotan atau Jaladri Winotan - Jangkung - Campur Bawur - Tebu Sauyun - Bango Dolog - Lar Monga atau Manglar Monga - Pudak Sategal Luk 3 - Singa Barong Luk 3 - Kikik luk 3 - Mayat - Jangkung - Wuwung - Mahesa Nabrang - Anggrek Sumelang Gandring Dhapur Keris luk 5 antara lain - Pandawa - Pandawa Cinarita - Pulanggeni - Anoman - Kebo Dengen atau Mahesa Dengen - Pandawa Lare - Pundak Sategal Luk 5 - Urap-urap - Nagasalira atau Naga Sarira - Naga Siluman - Bakung - Rara Siduwa/Lara Siduwa/Rara Sidupa - Kikik Luk 5 - Kebo Dengen - Kala Nadah Luk 5 - Singa Barong Luk 5 - Pandawa Ulap - Sinarasah - Pandawa Pudak Sategal Dhapur Keris luk 7 antara lain - Crubuk atau Carubuk - Sempana Bungkem - Balebang Luk 7 - Murna Malela - Naga Keras - Sempana Panjul/Sempana Manyul - Jaran Guyang - Singa Barong Luk 7 - Megantara - Carita Kasapta - Naga Kikik luk 7 Dhapur Keris luk 9 antara lain - Sempana - Kidang Soka - Carang Soka - Kidang Mas - Panji Sekar - Jurudeh - Paniwen - Panimbal - Sempana Kalentang - Jaruman - Sabuk Tampar - Singa Barong Luk 9 - Buta Ijo - Carita Kanawa Luk 9 - Kidang Milar - Klika Benda Dhapur Keris luk 11 antara lain - Carita - Carita Daleman - Carita Keprabon - Carita Bungkem - Carita Gandu - Carita Prasaja - Carita Genengan - Sabuk Tali - Jaka Wuru - Balebang Luk 11 - Sempana Luk 11 - Santan - Singa Barong Luk 11 - Naga Siluman Luk 11 - Sabuk Inten - Jaka Rumeksa atau Jaga Rumeksa Dhapur Keris luk 13 antara lain - Sengkelat - Parung Sari - Caluring - Johan Mangan Kala - Kantar - Sepokal - Lo Gandu/Lung Gandu - Naga Sasra - Singa Barong Luk 13 - Carita Luk 13 - Naga Siluman Luk 13 - Mangku Negoro - Bima Kurda Luk 13 - Karawelang Luk 13/Kala Welang - Bima Kurda Luk 13 - Naga Siluman Luk 13 Dhapur Keris luk 15 antara lain - Carang Buntala - Sedet - Raga Wilah - Raga Pasung - Mahesa Nabrang/Kebo Nabrang - Carita Buntala Luk 15 Dhapur Keris luk 17 antara lain - Carita Kalentang - Sepokal Luk 17 - Lancingan/Kancingan/Cancingan - Ngamper Buta Dhapur Keris luk 19 antara lain - Tri Murda - Karacan - Bima Kurda Luk 19 Dhapur Keris luk 21 antara lain - Kala Tinanding - Tri Sirah - Drajid Dhapur Keris luk 25 - Bima Kurda Luk 25 Dhapur Keris luk 27 - Taga Wirun Dhapur Keris luk 29 - Kala Bendu Luk 29 Di Pulau Jawa, Keris yang jumlah luknya 15 atau lebih digolongkan sebagai Keris Kalawijan atau Palawijan. Dahulu, Keris Kalawijan diberikan pada orang-orang yang berbeda dengan orang-orang kebanyakan, yaitu orang yang eksentrik, yang terlalu pintar, yang punya kelebihan, atau bahkan yang punya kekurangan. Untuk bisa membedakan Dhapur Keris yang satu dengan lainnya, terlebih dulu kita perlu memahami berbagai komponen atau ricikan-ricikan Keris, karena tanpa memahaminya benar mengenai ricikan Keris, maka kita akan kesulitan dalam menentukan nama Dhapur dari sebilah Keris. Dhapur Keris dan kekuatan simboliknya Masyarakat Jawa menafsirkan bentuk dari bilah Keris bukan sekedar untuk memberikan sajian tentang kekuatan fisik dan keindahan artistik belaka. Pada bagian-bagian simboliknya juga mengandung makna-makna yang mendalam, dengan pesan-pesan moral dan etika tertentu. Sebagian masyarakat Jawa memiliki keyakinan, justru dengan kandungan yang maknawiyah tersebut maka Keris memiliki nilai-nilai pedagogis, dan secara terus menerus dianggap akan memiliki relevansi untuk diwariskan kepada generasi yang akan datang, meski Keris tidak lagi menjadi senjata utama yang diperlukan didalam kehidupan sehari-hari. Makna yang mendalam dan pesan-pesan moral serta etika tersebut dianggap sebagai suatu bagian dari pemikiran orang Jawa terhadap kebudayaannya yang dahulu merupakan bagian dari wacana kebudayaan yang dikembangkan oleh para Waliyullah di tanah Jawa, terutama oleh Sunan Kalijaga di Kadilangu. Mengenai bentuk Keris beserta tafsir kultural terhadap makna simboliknya, pada masa-masa yang selanjutnya kemudian menjadi bagian dari pengajaran tentang dunia Perkerisan yang sejak jaman Mataram selalu di ajarkan kepada masyarakat oleh para pujangga atau lurahing Empu, termasuk di antaranya para tokoh seperti Ki Nom Mataram, Pangeran Wijil-II di Kartasura, dan oleh tim Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dipimpin oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom, Hamengkunagara-III Susuhunan Pakoe Boewana V sebagaimana dituliskan sebagai salah satu bahan pembahasan didalam Suluk Tambangraras atau Serat Centhini. Unsur-unsur yang melekat dan bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan Keris, di candra dan ditafsirkan melalui kandungan pesan-pesannya yang bernuansa Moral dan Etik yang kuat, terutama didalam kaitannya dengan kesinambungan wilayah kehidupan mikrokosmos jagad kecil dan makrokosmos jagad besar atau Manunggaling Kawulo lan Gusti. Baca jugaNama-nama ricikan atau bagian-bagian KerisCiri-ciri Keris menurut tangguhnya Demikian sedikit informasi tentang nama-nama Dhapur Keris lurus dan luk yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya. Semoga bermanfaat Terima kasih Keris Jalak Ngore & Keris - Keris merupakan senjata tradisional yang memiliki latar belakang sejarah panjang bagi masyarakat Jawa, bahkan banyak cerita-cerita legenda tentang Keris yang erat kaitannya dengan sejarah Kerajaan-Kerajaan di masa lalu Keris dibuat dengan penuh filsafat, harapan, keinginan dan doa-doa yang di simbolkan dengan bentuk dan nama dhapur, pamor serta Jawa mengandung banyak nilai-nilai falsafah dan ajaran moral. Nilai-nilai yang terkandung pada Keris Jawa meliputi ajaran spiritual, ajaran untuk selalu bersikap rendah hati, ajaran untuk selaras dengan alam dan menghargai berfungsi sebagai senjata fisik, Keris juga merupakan pusaka yang memiliki filosofi mendalam tentang kehidupan dan sarat dengan muatan dilihat dari bentuk bilahnya, ada dua jenis bentuk bilah Keris, yaitu Keris lurus dan keris luk lekuk yang masing-masing memiliki fungsi dan filosofi yang senjata, Keris lurus hanya berfungsi sebagai senjata tusuk, sedangkan Keris luk memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai senjata tusuk dan sebagai penangkis senjata lawan karena bentuknya yang berkelok-kelok. Selain itu, tusukan dari Keris luk akan mengakibatkan luka sobekan yang lebih lebar dan lebih parah. Selain berfungsi untuk menangkis senjata lawan dan menghasilkan luka sobekan yang parah, sebetulnya ada makna tersirat dibalik pembuatan Keris luk. Bentuk luk pada Keris memang sengaja dibuat dengan tujuan lain yang tersembunyi, bukan hanya bertujuan untuk memperindah bentuknya saja. Semua jenis Keris pada dasarnya merupakan senjata yang bersifat pusaka bersifat pribadi secara psikologis bagi pemiliknya dan berfungsi sebagai senjata pamungkas dalam juga 9 Keris paling sakti dan paling dicari di Tanah Jawa Berikut ini penjelasan tentang Filosofi Keris lurus dan Keris luk, dari Keris luk 1 sampai luk 13 • Filosofi dan tuah Keris lurus Keris lurus memiliki bentuk yang sederhana pada awal pembuatannya, tapi seiring perkembangan jaman bentuknya mulai dihiasi dengan bermacam-macam motif pamor dan ditambah dengan berbagai macam ricikan. Keris lurus mengandung makna spiritual dalam pembuatannya sebagai sarana pemujaan kepada Sang Pencipta agar pemilik Keris selalu ingat kepada Yang Kuasa dan tekun beribadah serta senantiasa berada dijalan yang lurus. Dalam ritual-ritual pemujaan, selain si pemilik Keris memanjatkan doa, biasanya Keris juga diberi sesaji sebagai simbol harapan supaya doa-doa dan permohonannya cepat sampai kepada Sang pemiliknya, selain berfungsi sebagai senjata, Keris lurus juga menjadi sarana untuk membantu dalam sifat kerohanian. Tapi jika dipelajari lebih mendalam, sebetulnya pemberian sesaji pada Keris bukan bertujuan untuk memberi makanan atau persembahan kepada khodam Keris, tapi merupakan simbol-simbol tersirat yang memiliki makna sangat dalam tentang ajaran dan tuntunan hidup. Tapi dalam perkembangannya ajaran melalui simbol-simbol tersebut menjadi menyimpang karena kurangnya pemahaman dari para pewaris tradisi adiluhung tersebut yang menganggap bahwa sesaji merupakan persembahan kepada sebuah pusaka yang tentu saja hal itu tidak dibenarkan dalam ajaran agama dan memang melenceng dari maksud dan tujuan sebenarnya yang di ajarkan oleh para leluhur terdahulu. Bahkan dalam ritual tertentu, ada jenis Keris lurus Keris sajen yang dijadikan persembahan atau dijadikan sarana pembersihan diri dari energi negatif, untuk ruwatan sengkolo, untuk ritual bersih desa, dan ritual-ritual lainnya dan biasanya Keris tersebut akan dilarung atau juga Sejarah dan tujuan dibuatnya Keris Sajen Dalam perawatannya, Keris lurus biasanya lebih banyak menuntut untuk diberi sesaji dibandingkan Keris luk. Karena secara umum walaupun bentuknya sederhana namun Keris lurus dipercaya memiliki daya magis dan perbawa yang lebih kuat dan lebih wingit dibanding Keris itu, karena energi ghaibnya lebih kuat dari Keris luk, maka banyak Keris lurus tangguh kuno atau kabudhan yang digunakan sebagai Keris tindih untuk meredam Keris-Keris lain yang beraura panas / ganas. Tapi sebetulnya Keris tindih memiliki filosofi bahwa anak muda harus menghormati atau memiliki rasa sungkan kepada orang yang lebih tua /,sepuh, itu sebabnya kenapa yang digunakan sebagai Keris tindih kebanyakan adalah Keris-Keris dhapur kabudhan, seperti Keris Bethok Budho dan Keris Jalak Budho. • Filosofi dan tuah Keris luk 1 Keris luk 1 memiliki makna sebagai sarana untuk mengingatkan pemiliknya agar mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa supaya keinginan-keinginannya dapat tercapai, misalnya keinginan dalam hal kepangkatan dan derajat. Dibandingkan Keris lurus, Keris luk 1 lebih menggambarkan hasrat Manusia untuk mencapai tujuan duniawi. Biasanya Keris luk 1 memiliki aura yang agak panas dan energi yang lebih tajam / keras dan kebanyakan dibuat untuk tujuan kesaktian, kekuasaan, dan kewibawaan. Keris luk 1 melambangkan tekad yang kuat untuk meraih sesuatu yang di inginkan atau yang dicita-citakan. Keris ini lebih cocok dimiliki oleh anak muda yang masih aktif sebagai sarana untuk membangkitkan semangat dan daya juang dalam mengejar cita-cita. • Filosofi dan tuah Keris luk 3 Makna spiritual dalam pembuatan Keris luk 1 dan luk 3 sebetulnya hampir sama, yaitu sebagai lambang kedekatan Manusia dengan Sang Pencipta dan juga sebagai sarana untuk membantu mempermudah tercapainya keinginan-keinginan / cita-cita pemilik luk 3 atau Keris Jangkung berasal dari kata njangkungi yang memiliki makna perlindungan dan pengayoman. Bisa juga di artikan Jinampang Jinangkungan, yang bermakna "dimudahkan dan tercapai".Dengan demikian, Keris luk tiga melambangkan harapan agar pemiliknya selalu dimudahkan dalam segala urusan, tercapai apa yang dicita-citakannya dan selalu mendapat perlindungan dari TUHAN Yang Maha Keris Jangkung adalah simbol harapan agar pemilik Keris ini senantiasa mendapat perlindungan dan pengayoman serta mudah dalam mencapai para sesepuh Jawa, "Keris Jangkung sae kagem engkang kagungan gegayuhan", artinya Keris Jangkung baik untuk orang yang memiliki Jangkung merupakan pesan tersirat agar kita sebagai Manusia memiliki cita-cita yang tinggi dan harus diwujudkan dengan tekad dan usaha yang luk 3 menyiratkan makna bahwa untuk mencapai cita-cita, ada 3 hal yang harus diselaraskan, yaitu cipta, rasa dan karsa atau yang disebut Tri juga Filosofi dan tuah Keris Jangkung • Filosofi dan tuah Keris luk 5 Pada jaman Kerajaan dahulu, Keris luk 5 hanya boleh dimiliki oleh Raja, keluarga Kerajaan dan kalangan ningrat saja. Selain mereka, tidak ada orang lain yang boleh memiliki atau menyimpan Keris luk 5. Hal itu sudah menjadi aturan yang berlaku di masyarakat perkerisan pada masa itu. Keris luk 5 hanya cocok dimiliki oleh orang-orang dari keturunan Raja, orang-orang yang memiliki kemapanan sosial dan menjadi pemimpin di luk 5 diciptakan dengan tuah untuk menjaga wibawa dan kharisma keagungan kebangsawanan agar pemiliknya selalu dihormati dan dicintai oleh rakyat serta Keris luk 5 lebih menuntut untuk diberi sesaji dibandingkan Keris lurus dan Keris luk lainnya. Keris ini melambangkan kehidupan Manusia pada tingkat spiritual yang lebih tinggi yang tidak hanya memikirkan urusan duniawi. • Filosofi dan tuah Keris luk 7 Keris luk 7 merupakan simbol harapan agar orang yang memiliki Keris ini selalu mendapat pertolongan TUHAN dalam segala bahasa Jawa, angka 7 disebut "pitu" yang selalu dikaitkan dengan konsep "pitulungan" atau pertolongan. Sehingga apapun yang berkaitan dengan angka 7 bagi orang Jawa memiliki filosofi bahwa kita "nyuwun pitulungan" atau memohon pertolongan kepada TUHAN. • Filosofi dan tuah Keris luk 9 Keris luk 9 dipercaya memiliki tuah untuk kewibawaan dan pengayoman serta memudahkan pemiliknya dalam meraih adalah angka tertinggi dan di anggap sebagai angka keramat, karena jika dikalikan dengan angka berapapun maka hasil perkaliannya jika dijumlahkan akan tetap menjadi meskipun dalam perjalanan hidup ini mengalami liku-liku dan jatuh bangun hendaknya jangan mudah menyerah dan putus asa, karena jika kita fokus dan yakin pada tujuan kita maka suatu saat apa yang di cita-citakan pasti akan 9 mewakili kesempurnaan hidup atau puncak dari pencapaian Manusia didalam kehidupannya. Tapi untuk bisa mencapai angka 9 harus melewati angka 1 sampai angka 8 yang harus dilalui setahap demi setahap dengan segala luk 9 merupakan simbol harapan agar orang yang memiliki Keris ini dapat meraih cita-citanya dan mendapatkan kemuliaan, sekaligus sebagai pengingat bahwa tujuan hidup didunia ini adalah untuk kembali kepada Sang juga Filosofi dan tuah Keris Sempono luk 9 • Filosofi dan tuah Keris luk 11 Keris luk 11 merupakan pesan tersirat agar kita sebagai Manusia senantiasa mawas diri bahwa hidup ini adalah kawelasaning GUSTI atau belas kasih dari TUHAN yang disimbolkan dengan luk 11 atau dalam bahasa Jawa "sewelas" yang dimaknai sebagai karena itu, kita juga harus memancarkan sifat kawelasan atau welas asih itu terhadap sesama, karena Manusia yang mampu menjadikan belas kasih sebagai sabuk kehidupan, maka dia akan berhasil menempuh kehidupannya dengan baik dan akan selalu mendapatkan kawelasaning GUSTI. • Filosofi dan tuah Keris luk 13 Angka 13 merupakan bilangan tertinggi dalam jumlah luk pada sebilah Keris dan merupakan Keris yang dibuat khusus untuk orang-orang yang sudah mandito atau memiliki tingkat spiritual yang tinggi dan sudah tidak mementingkan urusan duniawi luk 13 melambangkan kewibawaan dan kasepuhan. Angka 13 dalam khasanah Jawa dimaknai sebagai "las-lasaning urip" atau masa-masa akhir pengertian lain bahwa luk 13 juga memiliki arti "tri welas", yaitu welas ing sesami, welas ing sato iwen, lan welas ing tetuwuhan. Semua ini diarahkan kepada keselarasan antara Manusia, alam dan 13 juga dianggap sebagai penolak bala, karena terdiri dari angka 1 yang memiliki makna permulaan, tunggal dan ke-Esa-an untuk melambangkan angka 3 adalah angka ganjil yang mencerminkan keseimbangan hidup. Dalam kehidupan ini ada 3 perkara yang selalu berkaitan dengan Manusia, contohnya- Ada 3 perkara dalam hidup yang tidak bisa kembali, yaitu waktu, ucapan dan kesempatan. Jadi sebisa mungkin manfaatkanlah waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, menjaga ucapan agar tidak menyakiti orang lain dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang Ada 3 perkara yang tidak kita mengerti dengan pasti, yaitu rejeki, umur dan Ada 3 perkara dalam hidup yang pasti terjadi, yaitu tua, sakit dan mati. Oleh karena itu persiapkanlah masa-masa itu dengan sebaik-baiknya karena ketika Manusia sudah meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara, yaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh. • Filosofi dan tuah Keris Kalawijan / Kolowijan Menurut sumber dari Babon Surakarta, Kalawijan / Kolowijan merupakan penyebutan untuk Keris-Keris yang jumlah luknya lebih dari 13. Walaupun jumlah luknya lebih dari 13, Keris dhapur Kolowijan juga memiliki pakem dan nama dhapur sendiri. Untuk Keris yang jumlah luknya 15 atau 17 biasanya panjang bilahnya masih normal seperti Keris-Keris pada umumnya, tapi jika jumlah luknya lebih dari 19 biasanya ukuran panjang bilahnya hampir selalu lebih panjang dari Keris-Keris umum. Semakin banyak jumlah luknya maka ukuran bilahnya juga akan semakin panjang, namun karena Keris Kolowijan dulu memang jarang dibuat, maka saat ini sangat jarang dijumpai Keris tua berkualitas bagus yang luknya lebih dari 13. Keris Kolowijan yang paling banyak dijumpai adalah Keris luk 15 dan banyak diantaranya tergolong master piece atau adikarya. Saat ini Kolowijan / Kalawijan juga lazim digunakan untuk menyebut Keris-Keris berluk 3, 5, 7, sampai berluk 13, atau bahkan Keris lurus yang ricikannya tidak sesuai pakem atau tidak punya nama dhapur sesuai pakem yang juga Nama-nama dhapur Keris dan Tombak lengkap menurut pakem Jawa Selain pada Keris, dhapur Kolowijan / Kalawijan juga terdapat pada Tombak dan Pedang. Pada Tombak, penggolongan jenis Kalawijan tidak dikaitkan dengan jumlah luknya sebagaimana istilah Kalawijan pada pada Tombak menyangkut pada bentuknya yang tidak umum sebagaimana bentuk Tombak pada umumnya sesuai pakem yang ada. Beberapa bentuk Tombak yang tergolong Kalawijan antara lain Tombak Wulan Tumanggal dan Tombak Rosandita. Sedangkan pada Pedang, yang disebut dengan Kalawijan adalah yang bentuknya tidak sesuai pakem atau di luar ricikan pedang yang baku / beberapa ricikan yang ditambahkan pada Pedang Kalawijan yang biasanya merupakan ricikan yang terdapat pada Keris, misalnya saja yang paling umum adalah penambahan gonjo, kembang kacang, atau ditambah hiasan Naga pada bagian pangkalnya. Mengenai istilah Kalawijan ini tentunya sangat berhubungan dengan nama "Palawija". Palawija / Polowijo adalah tanaman selingan dari tanaman utama sebagai makanan pokok alias "pakem" yaitu karena itu, Tosan Aji Kalawijan dapat dimaknai sebagai Keris selingan, artinya maksud pembuatannya memang bersifat khusus atau tidak seperti biasanya. Khusus Keris luk 23 tidak pernah ada dalam literatur mengenai dhapur perkerisan, kecuali pada buku karangan Bambang Harsrinuksmo. Tapi meskipun sangat jarang, Keris luk 23 masih bisa dijumpai. Menurut pitutur orang tua jaman dahulu menyebutkan bahwa Keris luk 23 merupakan dhapur sinengker ditabukan dan hanya boleh dimiliki oleh Raja dan keturunannya saja serta hanya dibabar ketika dibutuhkan dan itupun hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu juga Ritual dan sesaji dalam proses pembuatan Keris pusaka Demikian sedikit informasi tentang makna filosofi Keris lurus dan Keris luk yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar Keris pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit yang juga videonyaVideo YouTube - Harta Langit ChannelDukung Harta Langit Channel dengan cara like, subscribe, komen dan share video ini agar kami dapat terus berkarya untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya leluhur kita. Semoga bermanfaat Terima kasih

gambar dan nama keris lurus